tentang being mindful
"Kamu orang Indon ya?"
Sering denger pertanyaan itu ketika berkunjung ke Malaysia? Jangan marah ya, sebutan "Indon" itu tidak berkonotasi negatif kok :) Apa bedanya dengan kamu menyebut Indo untuk merujuk pada Indonesia ketika berbicara dengan teman? Tidak ada :) It was just political issue that actually was not really an issue.
Gimana caranya melepaskan kata Indon dari pembicaraan sehari-hari? Menjadi mindful speaker dan listener. Memerhatikan konteks dan dengan siapa kita berbicara. Bisa dilakukan dengan membiasakan menyebut penuh "Indonesia" ketika sedang berbicara. Setidaknya saya berhasil dengan itu. Setiap kali berinteraksi dengan orang lokal Malaysia, saya selalu membiasakan menyebut "Indonesia" secara penuh. Dengan begitu, teman-teman yang biasa berinteraksi dengan saya pun mulai terbiasa menyebut nama negara asal saya dengan penuh.
Sama seperti interaksi antara dua orang. Saya ingat, bagaimana saya selalu menyebut nama seorang teman dengan singkatan namanya, seperti pertama kali saya dikenalkan, Kak Injul, Indah Julianti namanya. Selalu saya menyebutnya demikian, Kak Injul. Setelah beberapa kali bertemu dengan beliau, setiap kali merujuk dirinya, beliau selalu menyebut "Kak Indah". Setelah beberapa kali saya perhatikan, akhirnya saya memutuskan untuk memanggil dengan sebutan Kak Indah. Sederhana. Tetapi sebagai bagian dari masyarakat yang berinteraksi, being mindful in communicating with people is a must.
Atau, ketika kita merasa nyaman dengan menggunakan 'gue-lo' sementara lawan bicara tidak nyaman dengan itu, pasti ada tanda yang dikirim oleh lawan bicara kita. Entah itu dia menyampaikan ketidak nyamanannya secara langsung, atau dia akan membahasakan dirinya dengan 'saya', dan lain sebagainya sebagai tanda yang seharusnya kita tangkap.
Menjadi mindful communicator juga merupakan bagian dari proses adaptasi, lho. Bagaimana kita peka dengan pesan-pesan yang bertebaran di sekitar dan memperbaiki kesalahan yang kita buat sebelumnya. Ini penting.
Let's be mindful.
0 komentar