Ciremai saksinya

By 8:01:00 AM ,


Hampir setiap gadis kecil punya impian tentang acara pernikahannya kelak. Semewah atau sesederhana apapun mimpi itu. Saya, entah sejak kapan, membayangkan menikah di dalam rumah dan mensyukurinya bersama keluarga dan sahabat di ruangan terbuka, di taman atau kebun, dekat dengan alam. Rasanya mimpi ini sudah ada jauh sebelum garden party muncul di mana-mana. 

Sekian belas tahun dari awal mimpi itu dibangun, seorang laki-laki, sebut saja Mas Bromo, yang entah karena alasan apa Tuhan mempertemukannya dengan saya, melamar dan mengamini mimpi kecil saya itu. Mungkin judulnya “yang penting kamu bahagia”, gitu haha. Tapi, lebih dari itu, tentang pernikahan itu sendiri selalu kami bicarakan berdua, setiap waktu. Jadi, mimpi ini adalah hadiah dan pembuka perjalanan panjang yang akan kami jalani bersama-sama.

Sebelum lamaran itu, konsep akad dan syukuran pernikahan sudah mulai dibicarakan; di mana tempatnya, bagaimana akadnya, bagaimana syukurannya, siapa yang diundang dan detil lainnya yang ternyata banyak juga :D Setelah lamaran, makin serius lagi pembahasannya. Kemudian diputuskan untuk mewujudkan mimpi syukuran pernikahan saya di luar rumah. Maksudnya tidak di rumah dan halaman sebelah seperti yang semula saya pikirkan, karena banyak pertimbangan. Tapi konsep tetap sama; alam dan keakraban bersama keluarga dan sahabat.

Saya, yang mungkin introvert ini, selalu ingin pernikahan yang dihadiri orang-orang yang saya kenal; keluarga dan sahabat. Jujur, saya tidak punya banyak teman (dekat), kenalan mungkin iya, banyak. Tapi, tidak semua orang bisa saya bagi berbagai cerita. Dan untuk pernikahan, saya memilih untuk mensyukuri dan merayakannya dengan mereka; keluarga dan sahabat. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada teman-teman dan kolega lain, tentunya.  

Nah, setelah kata sepakat bahwa kami akan  menikah dengan konsep yang saya impikan itu, mulailah saya dan Mas Bromo keliling mencari tempat yang bisa mewakili imajinasi saya. Cari di dalam kota dan di luar kota Cirebon. Sampailah kami pada satu tempat yang memiliki lapangan hijau luas di bagian belakangnya, dilengkapi pemandangan maha cantik; Gunung Ciremai. Begitu lihat tempat ini, saya langsung pegang tangan Mas Bromo dan berbisik “ini, Mas!” sambil tersenyum lebar dan penuh harap di dada. Hotel Horison Tirta Sanita, di kawasan pariwisata Sangkan Hurip, Kuningan, tempatnya.

Beruntung waktu itu berkesempatan bertemu dengan pegawai hotel bagian marketingnya, Mbak Aliya, dan sempat ngobrol ini itu mengenai kemungkinan melakukan akad dan resepsi di pelataran hijau itu, dan bertanya mengenai harga paket dan lain sebagainya. Harga paket pernikahan yang mereka tawarkan masuk dalam anggaran dana kami :D Saya masih ingat, Mbak Aliya, yang waktu itu membantu saya untuk semua persiapan acara pernikahan ini, berkata “kalau pakai paket kami ini, Mbak cuma perlu bawa perias aja, sudah bisa jalan nih pestanya”, lebih kurang begitu. Makin bersinarlah mata saya :) Kemudian ngobrol naninu dengan keluarga, dan yap! Kami sepakat mengadakan acara pernikahan di sana. Yeay!

Jadi, saya ambil paket yang, bagi saya sih, lengkap; dekorasi standar untuk akad dan resepsi, 2 kamar standar untuk 1 malam, 1 honeymoon suite untuk 1 malam, voucher spa untuk pengantin,  hiburan (boleh pilih antara band atau akustik), makanan prasmanan untuk 500 orang, 4 gubug/food stalls, dan fasilitas lainnya seperti diskon sampai dengan 40% untuk pemesanan kamar dan cottage. Cakep! Dalam perkembangan persiapan acara pernikahan ini, saya memesan tambahan menu gubug, mengkonversi minuman berkarbonasi menjadi menu lain dan mengkonversi kamar standar yang ada dalam paket jadi 1 malam lagi menginap di honeymoon suite.

Kerjasama dari pihak hotel sangat baik, menurut saya. Mbak Aliya dan tim sangat responsif dan berusaha untuk mewujudkan keinginan client sesuai dengan budget yang ada. Konversi fasilitas yang kami ajukan disetujui, tim hotel tidak kaku dalam berkomunikasi. Hanya saja, bertemu dan diskusi secara langsung sepertinya lebih efektif dalam proses mematangkan konsep acara pada waktu itu untuk meminimalisir salah faham.

Jujur, saya tidak sempat mencicipi makanan waktu acara haha, terlalu sibuk haha hihi dan berfoto sana sini. Karena konsep acara pernikahannya adalah mingling, jadilah jadi pengantin yang pecicilan. Tapi menurut keluarga sih makanan yang disediakan enak dan berlimpah, alhamdulillah. Saya selalu takut makanan kurang, karena menurut saya good food will lead to good mood, jadi makanan enak dengan jumlah yang mencukupi dan rasanya itu harus banget! Hanya saja makanan yang bersisa tidak semuanya diperbolehkan dibawa pulang.  Sayang, masih banyak bersisa. Eh, ini entah peraturan di semua hotel atau bagaimana, saya kurang paham :D Tapi kami diperkenankan membawa pulang beberapa kotak makanan, terima kasih ;)

Sarapan di hotel, ini waktu yang paling menyenangkan. Karena keluarga berkumpul semua di sana. Makanan yang disajikan bervariasi dan rasanya cukup memuaskan. Ada makanan dan minuman tradisional juga seperti serabi dan jamu. Makanan a la barat juga tersedia, tinggal pilih mau makan apa. Saya suka sarapan di pelataran luar restoran karena menghadap ke halaman belakang yang hijau dengan gemericik air kolam. Kalau beruntung, kita bisa melihat gunung Ciremai juga di kala pagi.

Hotel Horison Tirta Sanita ini sebelumnya bernama Hotel Tirta Sanita, kemudian bergabung dengan Horison group, kemudian namanya menjadi Horison Tirta Sanita pada tahun 2015 kalau tidak salah. Dalam perjalanannya, yang saya tahu, sudah dibangun kamar-kamar baru dan function hall. Nah, untuk acara saya, keluarga inti menginap di cottage yang mengelilingi halaman tempat dilangsungkannya acara. Sementara keluarga besar dan beberapa sahabat menginap di kamar hotel di bangunan baru di bagian samping. Untuk honeymoon suite pula lokasinya di bangunan lama, di bagian depan hotel, menghadap ke jalan.

Ulasan sedikit tentang fasilitas kamar ini, ya. Untuk cottage, bangunan ini cukup luas dan nyaman untuk menginap satu keluarga. Ada cottage yang berukuran besar dan kecil, cukup sampai 10 orang atau bahkan lebih. Hanya saja, bangunan ini lama, jadi agak kusam tampilannya, dan pengalaman saya, ada kamar yang telefon dan AC-nya tidak berfungsi baik. Selain dari itu, cukup oke sih untuk menginap di sana. Gedung baru, bagi saya kece. Yah, namanya masih bau baru, tampilan cakep, fasilitas juga sesuai dengan harga yang ditawarkan. Untuk honeymoon suite, ini merupakan bagian dari bangunan lama, kebetulan kamar mandi saya agak tersumbat bathtub-nya, jadi kurang nyaman. Tapi bisa dipahami bahwa hotel ini dalam proses peremajaan, menurut informasi yang saya dengar, secara bertahap fasilitas mereka akan diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya. Semoga semakin baik, ya!

Nah, untuk mewujudkan suasana yang saya impikan itu, saya juga ambil dekorasi dari luar untuk melengkapi dekorasi standar yang didapat dari hotel. Walaupun pada kenyataannya dekorasi hotel melebihi ekspektasi standar saya, terima kasih! Dekorasi ini satu paket dengan foto dan perias. Untuk keperluan ini, saya menggunakan jasa Bu Nannydari Komplek Pilang Perdana, Cirebon. Harga yang ditawarkan oleh Bu Nanny, menurut saya, masuk akal dan hasil riasan juga cakep. Iya, saya cerewet soal riasan, karena saya tidak mau nanti orang-orang tidak ada yang mengenali wajah saya karena terlalu manglingi :D 


Pertama kali saya ketemu Bu Nany sekitar bulan Oktober 2016, kemudian bulan Desember sudah terbang ke Malaysia untuk mulai bekerja. Kembali lagi ke Cirebon seminggu menjelang hari pernikahan. Selama Desember sampai April 2017 itu, Bu Nany dan Mbak Desty, anaknya, sering saya gangguin karena sampai satu minggu sebelum hari pernikahan, saya belum tau mau pakai baju apa :D Sebetulnya saya mau pakai gaun, tapi koleksi pakaian di Bu Nany tidak terlalu banyak pilihan gaun, dan kalaupun ada, entah itu kekecilan atau terlalu besar dan tidak bisa dikecilkan. My bad. Akhirnya pilihan jatuh pada kebaya modern putih :)

Saya gak mau ribet ganti baju berkali-kali pada saat acara, jadi saya mengenakan kebaya putih yang berpasangan dengan bawahannya yang senada untuk resepsi. Nah, untuk akad, bawahan putih itu diganti dengan kain batik cokelat. Sementara Mas Bromo pakai jas milik sendiri; kemeja putih tanpa dasi untuk akad, dan berdasi pada saat resepsi. It was simple yet elegant. Just nice.

Untuk keluarga, pakaian para Ibu hajat, saudara kandung (tidak semua) dan pagar ayu disediakan dari pihak perias. Karena pernikahan saya asik-asik aja, para bapak dan kakak-kakak pakai baju punya sendiri dengan warna senada. Mencoba baju, mengukur dan mencocokkan ini urusan ribet. Jadi, diputuskan untuk pakaian tidak terlalu ribet juga. Yang penting kami sekeluarga bisa kumpul sama-sama, berbahagia. Cukup.

Riasan, saya suka dengan Mbak Herna, anak Bu Nany yang mendandani saya. Mbak Herna bukan tipikal perias yang ini-yang-bagus-untuk-kamu-terima-aja. Mbak Herna benar-benar mendengarkan maunya saya apa, mau riasan yang bagaimana. Saya minta riasan yang tipis, tidak menor, manglingi in a very minimu level. Saya minta warna nude dan alami. Saya puas :)

Oia, dalam paket riasan ada luluran sehari sebelum acara hahaha. I was surprised about this. Pertama, saya tidak pernah dilulur oleh orang lain. Kedua, I was not aware that I will get this service at the first place. Jadi, saya sempet nolak tuh :)) Malah mau dikasih ke Mama aja, biar Mama yang dilulur :D Ibu hajat kan juga harus kece, bukan? Haha. Tapi akhirnya saya menyerah dengan ‘sekali seumur hidup, gak apa-apa’. Baiklah. And it was my very first experience. Lama juga tuh lulurannya, di kepala saya ribet “kapan kelarnya ini?”. I just don’t like people touching my body. I don’t even do creambath or cut my hair in the saloon. My Mom is my hairstylist haha. Can you imagine how I “enjoyed” that luluran thing back then? :D

Untuk dekorasi, saya meminta bunga segar dari Bu Nany supaya lebih hidup suasananya. Perpaduan konsep dari hotel dan Bu Nany jadi cakep! Bunga-bunganya cantik. Nuansa warna putih, pink dan hijau mendominasi suasana. Hanya saja hari itu pukul 12 hujan deras banget, venue basah. Walhasil para tamu blepotan sepatunya pada saat resepsi. Saya sendiri, mengotori baju Bu Nanny dengan tanah :)) Selalu ada hal menarik dari setiap perayaan yang bisa diingat, kan? Sore hari gunung Ciremai menampakkan dirinya pada saat akad berlangsung. Begitu selesai akad, wujudnya jelas gagah sempurna terlihat. Subhanallah! Jadi foto-foto setelah akad dilakukan berlatar gunung Ciremai, what about that? Awesome! ;)

Nothing is perfect, btw. Karena paket perias ini juga sekalian WO, pada saat acara agak sedikit tidak halus jalan acaranya. Diawali dengan perias yang datang terlambat, sehingga proses merias molor dan waktu akad pun akhirnya molor. Pun sempat ada kepanikan pada proses merias. Koordinasi antara penanggung jawab acara agak kurang baik juga sehingga sempat idle dalam proses transisi acara dari akad ke saweran. Hantaran untuk pengantin pria pun tertinggal di cottage :D Padahal udah cakep banget dihias, eh tidak terbawa. Pun hiasan mobil tidak sempat dipasang.

Sebagai client yang baik, pihak saya menyampaikan terima kasih dan pujian atas pelayanan yang memuaskan, dan menyampaikan kritikan dan saran bagi kekurangan. Demi kebaikan pelayanan di masa mendatang. Semoga ke depannya Bu Nany dan tim semakin baik lagi pelayanannya :)

Jadi, berdasarkan pengalaman saya, Hotel Horison Tirta Sanita bisa jadi pilihan untuk melangsungkan pernikahan dengan konsep alam di kawasan Cirebon/Kuningan. Dan, Bu Nany bisa jadi pilihan sebagai perias dengan paket yang cakep ;)





You Might Also Like

2 komentar

  1. Kamu kece banget malam itu!

    Acaranya menyenangkan, ikrib banget ama penganten, makanannya enak, pemandangannya luar biasa.

    Gak salah deh dateng pake converse hahaha

    ReplyDelete