Tentang Toleransi
Pernah saya merasa sangat mual dengan keluhan yang sarat stereotipe. Saya pun bukanlah tanpa setereotipe di kepala. Ada. Banyak. Tapi entah, waktu itu saya sampai merasa mual mendengar orang-orang di kiri dan kanan saling mengomentari kelompok budaya lainnya tanpa hati. Entah tanpa pikiran. Entah.
Saya tidak paham toleransi, kata Wiki sih gini: baca sendiri ya :D
Tapi buat saya itu abstrak. Mungkin karena saya belum tahu banyak ya.
Kembali tentang menjadi mindful, kita hanya perlu belajar untuk paham bahwa kita semua berbeda. Bahkan di rumahmu sendiri, masing-masingnya punya kesukaannya masing-masing, yang dibentuk sendiri. Tidak bisa selalu protes. Kalau kita tinggal di rumah orang, tapi detik-detik hidup kita penuh dengan protes saja, bisa diusir oleh yang punya rumah.
Kalaulah toleransi itu terlalu berat, boleh kan sedikit saja belajar untuk memahami perbedaan yang ada? tidak protes melulu. Sehari saja, coba dulu. Bisa? Atau setidaknya, jika ada yang berbeda dengan apa yang biasa kamu lakukan, cobalah untuk tidak mencibir dan membangun stereotipe baru, atau bahkan memberikan tuduhan. Diam. Perhatikan. Pahami. Bisa?
Semoga kelak toleransi bisa wujud, belajar midful dulu yah, sama-sama :)
0 komentar