[curhat]
Kemarin hari Senin yang bikin sesak nafas. Alhamdulillah satu hari bisa berbagi dari pagi hingga malam. Alhamdulillah letih pun terbayar wajah-wajah mahasiswa yang lelah namun tetap semangat. Alhamdulillah bisa diakhiri dengan tidur yang nyenyak. Alhamdulillah hampir seluruh waktu saya kemarin bermanfaat. Tapi kemudian sempat terdiam dan berpikir; kapan terakhir saya piknik dan merasakan dunia lain selain rumah, kampus dan kopaja? Rasa-rasanya sudah lama sekali. Lama itu, setidaknya dari kali terakhir saya piknik.
Biasanya ada saja agenda piknik saya dalam kurun waktu dua bulan, sedekat apa pun, sesebentar apa pun. Berlari sejenak dari kepenatan. Bernafas di belahan RW lain yang belum pernah dikunjungi. Bukan mall. Nonton di bioskop saja sudah jarang saya lakukan. Padahal biasanya kalau sudah letih, saya bisa seharian nonton tiga film sekaligus, sendirian. Tapi rasanya waktu itu terkuras entah untuk apa. Bahkan agenda piknik pun tidak bisa diselipkan. Iya sih, banyak orang lain yang bahkan tidak bisa bermimpin untuk piknik, karena memang tidak mungkin. Harusnya saya masih bisa bersyukur ya? *keplak diri sendiri*
Tapi perkara piknik ini, rasanya ada yang kurang ketika saya jarang melakukannya. Saya mengajar mata kuliah Komunikasi Antarbudaya. Untuk mengajarkan materi ini, pengalaman bertemu banyak orang baru dan budaya baru dan tempat baru dan banyak hal baru sangat penting bagi saya untuk bisa mengembangkan materi. Setidaknya contoh-contoh yang saya berikan memang saya alami, tidak hanya saya tahu dari membaca. Kemudian setahun ini rasanya informasi yang saya sampaikan pada mahasiswa agak "usang", setidaknya bagi saya. Bagi mereka, mungkin, selalu baru. Karena saya bertemu mahasiswa yang berbeda setiap semesternya. Tapi rasanya saya tidak "kaya". Saya pernah kebingungan sendiri untuk memberikan contoh, karena merasa bosan dengan informasi yang ada di kepala. Kurang piknik. Itu yang saya rasakan.
Setahun ini rasanya penuh dengan bekerja, berpikir, ber...entahlah. Tapi kadang kala lupa untuk "memperkaya" diri. Rindu jatuh cinta pada tempat baru. Rindu menunggu hari di mana saya akan mengunjungi tempat baru. Rindu untuk merasa sangat bergairah untuk berjalan. Rindu merindu perjalanan jauh. Rindu mencoba hal baru. Rindu bertemu orang baru. Rindu berjalan-jalan sendirian. Rindu piknik.
Kemarin seorang teman berceloteh sama "ini kerjaan gue kok gak habis-habis ya? setelah acara Rabu ini, gw mau cabut ke Bali, ah". Begitu kira-kira ujarnya. Andai saya bisa melakukan "besok saya ke Kutub Utara, ah" Rasanya akan melegakan. Tapi setiap ingin tidur sekali pun, ini kepala tidak pernah berhenti berpikir. Kompleks isinya. Bahkan mimpi saya pun rasanya tidak pernah romantis lagi, selalu menjadi hantu di pagi hari. "Beb, coba pikirkan ini", "Beb, hari ini harus melakukan itu ya". Bahkan mimpi mendikte hidup saya. Sinting.
Kadang pikiran saya menerawang, mengingat kehidupan waktu di Kajang dulu. Menyenangkan, walau selalu rindu rumah. Tapi di sela kesibukan, saya masih bisa menikmati beberapa jam sehari untuk bersantai. Tidak menghabiskan berjam-jam di jalan. Tidak letih karena kemacetan. Masih bisa menyempatkan piknik. Masih bisa bangun pagi tanpa teror pikiran. Rasanya ingin tiba-tiba kembali ke Taman Tropika untuk sesaat, deh.
I need a fresh air. I need to sit back and relax without thinking.
Semoga kalau akhir tahun ini jadi piknik, saya tidak perlu membawa laptop.
Amin.
2 komentar
Kajang? kajang mana? Bulukumba Sulsel? wuidih
ReplyDeleteLha ini kok baru aku baca sih. Kajang di Selangor, Malaysia :D
Delete