serupa tapi tak sama

By 11:59:00 AM

"If you reject the food, ignore the customs, fear the religion and avoid the people, you might better stay home."by James Michener

Saya seorang Socio-constructivist yang mendalami bidang kajian Intercultural Communication. Dalam belajar dan memahami lebih dalam, saya banyak melihat fenomena berhijrahnya individu dari satu daerah ke daerah lain yang tentunya dengan latar budaya yang berbeda termasuklah para pikniker dan traveler. Ketika berpiknik ria, bahkan ke beberapa tempat di negara sendiri, kita akan menemukan berbagai perbedaan sub-budaya yang bikin kita kagum dan bangga atau bahkan merasa jengah, seperti alien dan tidak nyaman. Tidak perlulah bercerita gegar budaya di negeri seberang, di dalam negeri sendiri pun kadang kita lupa bahwa perbedaan budaya itu ada di mana-mana.

Individu, saya lihat secara teoretikal, memiliki kecenderungan menjadi sosok yang berpaham ethnocentrism dimana mereka menganggap budaya dan kepercayaannya sebagai suatu yang unggul berbanding yang lainnya. Keadaan ini membuat individu tersebut lupa bahwa perbedaan itu wujud dimana-mana. Hal ini akan menghambat kita ketika menginjakkan kaki ke tempat lain, paham ethnocentrism itu akan menjadi pagar tinggi untuk kita bisa menikmati indahnya perbedaan. Kutipan James Michener itu membuat tersadar akan pentingnya menghargai perbedaan yang ada ketika kita mengunjungi satu tempat baru. Tidak perlulah menerima karena penerimaan perbedaan itu akan lebih susah berbanding menghargainya.

Ketika berjalan-jalan, tidak jarang kita bilang "ih bahasanya aneh" atau "ih kok makanannya gitu sih, di tempat gw gak ada", lha ya iya tho..itu kan bukan "tempat gw". Jadi ketika kita ingin berjalan-jalan, siapkan juga mental dan diri untuk bisa menerima perbedaan, jangan persalahkan budaya lainnya karena budaya selalu bertransformasi mengikuti berbagai pengaruh yang tidak pernah kita ketahui dengan nyata. Kalau tidak siap untuk berbeda, lebih baik diam saja di rumah menikmati budaya diri sendiri which is not even a great choice :)

Hargai budayamu, Hargai budaya lainnya. Selamat piknik!

You Might Also Like

4 komentar

  1. Kalau kamu Socio-constructionist, aku...culinary racist, Be. ehehehe

    ReplyDelete
  2. beb... eerr...nganu..
    "meneroka" itu apa ya? gak ada istilah begini di "tempat gw". hahahahha

    ReplyDelete
  3. eh itu bukan bahasa baku ya? nyahahaha *kliyengan*

    ReplyDelete