Kursi 17

By 4:27:00 PM

Ini cerita tentang pengalaman kepulangan saya ke Tanah Air beberapa waktu lalu. Akhirnya naik mbah AirAsia lagi untuk pulang menuju Jakarta. Rasanya sudah lama si Mbah pake sistem penomeran kursi, jadi tidak lagi perlu lari-lari dan desak-desakan untuk memasuki pesawat dan mendapatkan posisi duduk sesuai citarasa lidah. Tapi masih banyak saja yang tidak paham bahwa pada tiket ada angka-angka yang menunjukkan tanggal keberangkatan, jam boarding, jam terbang dan NOMOR KURSI.

Satu kejadian dulu adalah satu keluarga ambil kursi barisan depan, dan keukeuh bahwa mereka mau duduk disitu padahal sang Pramugari sudah memberi tahu bahwa sekarang sudah ada sistem penomoran tempat duduk. Artinya, kita tidak lagi boleh sembarangan duduk sesuai keinginan, tapi harus mengikuti nomor yang tertera pada boarding pass. Kejadian yang saya alami agak mirip, tapi ini lebih kepada sok tau-nya seorang ibu *maaf ya bu* tentang deretan kursi berangka 17.

Saya mendapat kursi nomor 17A yang mana itu deket jendela. Dengan senyum senang karena bisa menikmati awan selama 2 jam saya melenggang tenang. Selama boarding pass itu bernomor, saya tidak perlu takut akan duduk di deretan kursi paling belakang yang dekat dengan toilet. Sampai di isle, ada seorang ibu di depan saya meletakkan barang bawaannya di compartment dan masuk ke jejeran kursi 17 dan beliau duduk di ujung. Ujung itu adalah kursi bernomor 17A. Ya, itu kursi saya. Setelah meletakkan barang, saya menyapa ibu dengan ramah, begini kira-kira:

B: bu, maaf, itu kursi saya 17A
I: kursinya nomer berapa?
B: 17 A bu
I: ya udah duduk aja disini *si ibu memukul2 jok kursi 17B dengan tangan menyuruh saya duduk*
B: kursi yang ibu duduki itu punya saya, 17A
I: ini semua 17, sama saja..sudah duduk disini *dengan muka sok tau*
B: saya tadi meminta kursi 17A agar dekat jendela bu
I: dek, ini sejejeran ini semua nomer 17, duduk aja dimana aja sama saja 17
B: tapi itu kursi saya bu
I: udah duduk disini *mukul kursi 17B*
B: *manyun* *sigh*
I: apa mau tukeran? *ibu basa basi karena tidak sedikit pun beranjak dari kursi*
B: tidak usah, sama saja TUJUH BELAS *blegk saya tidur*

Haduh, kalau gak inget beliau itu sudah tua, pengen getok kepalanya rasanya. Jelas-jelas di tiket itu ada nomernya. Yang bikin saya kesel adalah, duduk dekat jendela itu favorit saya! ngek! haiyaa ibuu...ibuu..semoga Tuhan mengampuni. sekiyan.

You Might Also Like

0 komentar