[curhat] Hi body, how are you?
Saya ingin
bercerita ringan ya tentang pengalaman menjalani Food Combining (FC) selama dua
bulan ini. Karena saya tidak punya kapasitas berbicara hal teknis mengenai
kesehatan, tidak pun pernah menuntut ilmu di bidang ini atau yang mendekati
bidang ini. Iya, sih, saya anak IPA, tapi hafal aliran darah dari bilik jantung
sebelah mana saja, saya tidak. Ya, gitu deh. Tapi saya pencari pengetahuan
tentang hidup sehat.
Mungkin ada yang
melihat saya terlalu euphoria dengan FC ini, kan baru juga dua bulan, ribet
amat mau sharing segala. Ya, they never felt any everyday-bad-headache
or lack of sleep for almost every night due to unhealthy body. Saya sih
merasa perlu cerita, setidaknya nanti, KALAU ADA, yang baca, mereka bisa iseng
browsing lebih banyak tentang FC dan mencari pemahaman mereka sendiri.
Seperti di
beberapa postingan sebelum ini, saya pernah cerita kalau FC itu sudah saya
kenal sejak sekitar tahun 2001 atau 2002, tapi hanya sampai di situ saja.
Pemahaman saya pun hanya sebatas memisahkan protein hewani dan karbohidrat AGAR
KURUS IDEAL. Blah. Anak muda, biasalah.
Sampai di tahun
2010 saya mulai kenal nama Dr Tan Shot Yen yang mengenalkan pola makan berbasis
makanan mentahan; sayur dan buah. Saya mulai rajin tuh, walaupun pada dasarnya
saya suka sayur mentah dan buah. Tapi sejak itu, saya lebih peduli tentang
asupan makanan mentah (dan sampah *nangis*). Mulai menghitung sampah apa yang
sudah masuk ke dalam tubuh saya per harinya, begitu pula apa saja makanan
bermanfaat yang sudah saya makan. Waktu itu, saya terbantu karena seorang
teman, Mbak Hani namanya, juga pemakan makanan mentah. Dia biasa membawa satu
kotak berisi sayuran yang belum dimasak, dimakan pada saat makan siang atau
sebagai camilan. Setiap kali mau makan pun, dia (dengan tidak sengaja) telah
mengajak saya untuk berpikir tentang makanan apa yang mau dimakan, bagaimana kandungannya,
apa efeknya ke tubuh.
Dua bulan kemarin
saya memulai FC setelah saya merasakan kondisi tubuh yang sangat tidak mengenakkan;
kepala sering sakit, leher tegang, tidak bisa tidur nyenyak, dan maag rajin
berkunjung. Saya pikir, ini sudah tidak betul, I have to do something. Maka, sampailah pada pembicaraan seputar FC
dan saya gencar mencari literatur dan informasi tentang FC ini. Maka, dua bulan
lalu, mulailah saya dengan pola makan FC.
Hal dasar yang
saya ketahui sekitar 13 tahun yang lalu adalah bahwa dalam melakukan FC, kita
harus memisahkan protein hewani dan karbohidrat. Selain itu, saya hanya tahu
bahwa dengan melakukan pola FC, orang bisa kurus. Other than that, I know
nothing about it. Cupet. Sialnya, saya gak mau cari tahu. Beruntungnya, walaupun
tidak pernah sempurna, saya dari kecil sering sekali melakukan juklak
memisahkan protein hewani dari karbohidrat ini. Sederhana, karena saya tidak
selalu makan karbohidrat dalam setiap waktu makan. Sejak kecil. Jadi, tidak
sulit bagi saya untuk hanya makan daging merah atau ayam dengan sayuran saja,
atau dengan tempe dan tahu saja. Tapi tidak tahu apa alasannya. Atau tidak mau
tahu ya *jitak*.
Dua bulan lalu,
say amulai mengubek-ubek gudang Mbah Google, mencari tentang apa pun yang
berkaitan dengan FC. Follow akun twitter salah satu pelaku FC yang sudah
menjalaninya selama lebih dari 12 tahun, mencari video, mencari cart pemakanan,
mencari artikel sampai membeli buku. Perkara buku ini, saya sampe nitip sama
temen yang mau ke Malaysia hihi. Tidak pernah puas, karena saya selalu bertanya
“kenapa?” dan “lalu, bagaimana?”. Selalu. Dari situ, saya ikuti juklak
dasarnya, yang kemudian diikuti dengan aturan-aturan turunannya. Semua
dipelajari pelan-pelan. Tapi saya sangat ingin mengubah gaya hidup.
Setidaknya satu
sampai dua minggu pertama yang saya turuti benar adalah meminum perasan jeruk
nipis sesaat setelah bangun tidur, sarapan buah (ini pun sudah dilakukan
setidaknya sebulan sebelum mulai FC), memperbanyak makan sayur dan memisahkan
protein hewani dari pati.
Biasanya, sesaat
pagi setelah bangun, saya akan memanaskan air. Sembari menunggu air matang,
saya shalat subuh dulu. Begitu matang, langsung saya tuang dalam gelas, dicampur
dengan air bersuhu normal sebagai campuran jadi anget, kemudian peras sebuah
jeruk nipis ke dalamnya. Diminum selagi hangat, diamkan sebentar di dalam mulut,
ditelan pelan-pelan. Dalam waktu kurang dari seminggu, saya tidak ingat pasti
berapa hari, saya tidak merasakan sakit kepala dan maag lagi. Padahal, saya
masih nakal, minum kopi sekali atau dua. Saya punya masalah dengan badan tidak
bermaya, tsaah, di atas pukul 8:30 pagi. Biasanya baru segar dan mulai bisa
kerja setelah pukul 10. Sejak rutin minum air perasan jeruk nipis ini, semakin
hari semakin berkurang keluhan itu. Entah itu karena perasan jeruk nipis, atau
karena saya juga mulai yoga dan menerapkan pola makan FC. Tapi yang jelas,
badan jadi lebih segarlah. Atau sugesti ^^
Biasanya, pukul 7
pagi saya mulai sarapan; buah. Kadang saya makan buah dua sampai tiga macam,
bergantung yang ada di kulkas. Kadang sarapan satu kali, kadang dua kali,
bergantung kondisi lapar :D Dalam satu menu sarapan, biasanya saya makan minimal dua jenis
buah, maksimal tiga. Bergantung apa yang ada di rumah. Awalnya saya akhiri
sarapan dengan makan pisang, sesaat sebelum berangkat ke kampus. Tapi, kemudian
saya kurangi pemakanan pisang. Saya lebih memilih jeruk, apel, pepaya, jambu,
sawo, plum, kesemek, kiwi atau mangga. Mangga jarang sih, mahal hahaha bisa RM
3.50 sebiji, bangkrut :P Kalau pisang, karena kandungannya mendekati
karbohidrat, jadi saya pikir lebih baik memilih buah yang lebih manis dan
berair saja untuk pagi. Toh siang saya makan karbohidrat juga :) Tapi waktu mau
mulai belajar sarapan dengan buah-buahan, sempat takut laparlah, takut
perihlah, takut muleslah, banyak deh pertimbangannya. Tapi dua terakhir gak
terbukti, kalau gampang lapar, iya sih kadang-kadang. Makanya, kadang saya
sarapan dua kali.
Setelah sesi
sarapan berakhir, saya biasanya mulai makan siang antara pukul 11 – 13.
Sebetulnya pukul 11 itu masih fase sarapan sih, tubuh perlu energi banyak untuk
pembuangan, jadi sebaiknya makan segala sesuatu yang sifatnya mudah cerna. Tapi
kadang sudah terlalu lapar dan tidak
bawa bekal buah lagi, jadiii gitu deeh :D Ya, itu sering terjadi di awal masa
FC, sekitar sebulanan begitu, walau pun tidak setiap hari. Urusan makan siang
ini, saya usahakan selalu membawa bekal sayuran mentah ke kampus. Jadi, walau
masih jajan di kantin, saya tetap memastikan ada asupan sayuran mentah setiap
harinya. Kalau di kampus sampai malam, saya bisa bawa dua sampai tiga kotak
sayuran sekalian untuk camilan sore dan makan malam. Ribet? Saya sih merasa
tidak ribet. Cuma perlu cuci sayuran sampai bersih, potong-potong dikit,
wadahin, kelar. Apa yang susah? :P
Waktu makan ini
adalah antara pukul 11:30 – 20:00. Ada kalanya melebihi waktu itu, misalnya
ketika diajak teman makan di luar. Sebagai pemula, saya tidak begitu kaku
dengan aturan waktu, kadang saya longgarkan, tapi tahu diri. Asupannya ya standar
juklak; memisahkan protein hewani dengan karbohidrat atau pati. Ada kalanya
saya curang, makan lele goreng garing dengan nasi, tapi bisa dihitung jari
sebelah tangan lah dalam sebulan :)
Cheating? Iya.
Masih. Saya sudah meninggalkan teh dan minuman kaleng lainnya. Coke? Jarang
sekali minum. Tidak pun sebulan sekali. Dalam satu semester kuliah bisa dua
sampai tiga kali, tidak pun satu kaleng. Karena punya maag, saya sangat
menghindari itu. Jadi menghilangkan Coke dan minuman berkarbonasi lainnya bukan
hal yang sulit. Kopi? MASIH. Saya gak ngerti kenapa keukeuh minum kopi. Padahal
sebelum FC, setiap kali minum kopi, kepala saya pasti pusing bahkan bisa sampai
muntah. Tapi, sensasi minum kopi itu menyenangkan. Sekarang, saya tidak pernah
simpan sachet kopi lagi di rumah. Saya beli yang kalengan saja. Atau beli di
vending machine. Itu pun jarang sekali saya habiskan. Ketika minum, selalu
mikir “efeknya tidak baik nih, nanti pipis terus, dehidrasi, tulang keropos idiiih”.
Seperti sekarang, di kamar saya ada satu kaleng kopi yang sudah dua hari duduk
di meja. Belum diminum. Tiap kali ingin saya buka, rasanya kok piye ya :D
Saya juga masih
mau dengan senang hati makan sama teman di luar. Makan ayam panggang, misalnya.
Saya hanya perlu meminta salad segar dalam jumlah banyak dan tidak memilih
karbohidrat sebagai pendamping si ayam montok. Lain waktu, saya pesan sup
buntut di kedai langganan, tidak memesan nasi. Tapi, saya membawa satu kotak
sayuran untuk menemani. Saya juga pilih-pilih, kalau memang bisa membawa bekal
sayur, I will do that, kalau tidak, ya sudah.
Tentang waktu
makan dan mengunyah. Kalau makan sama teman, biasanya saya bilang “gw makan
lama ya, kalau nanti lo udah selesai dan mau pergi duluan, silakan ya” dengan
begitu, saya bisa membuat suasana nyaman. Setidaknya, tidak ada yang merasa
harus menunggu saya yang berusaha mengunyah sebanyak 30-70 kali. Selain itu,
saya berusaha makan di saat yang tepat, tidak kelaparan, dengan makanan yang
tidak terlalu panas atau tidak terlalu pedas. Dengan begitu, setidaknya saya
bisa mencapai jumlah kunyahan yang mendekati angka 30. Gak muluk-muluk deh
sampai 70, belum sanggup. Kadang rahang capek :D *alasan. I keep in mind bahwa
saya perlu mengunyah banyak untuk memberikan kesempatan pada enzim berproduksi,
jadi makanan saya bisa diolah dengan baik. Itu saja yang ada di kepala saya.
Selain juga mencoba menikmati makanan.
Sejauh ini sih,
baru itu yang saya lakukan. Masih belajar. Memahami buah apa yang boleh dipadu
padan. Sayur apa yang paling baik (yang mana semua sayuran baik) dan bagaimana
cara makannya. Bagaimana cara minum. Bagaimana cara mengunyah supaya makanan
bisa bercampur dengan air liur dengan baik. Endesbre endesbre.
Hal penting yang
saya pelajari dari FC ini adalah bahwa selama ini saya jahat sama tubuh saya.
Terlalu sok tau. Padahal saya tidak paham fisiologis tubuh. Tidak paham
bagaimana setiap organ bekerja. Melihat manfaat dari makanan/minuman sebagai
hal yang terpisah, tidak dilihat secara holistik terhadap kinerja tubuh; organ,
enzim, dan lain sebagainya. Misal, saya tau makan buah itu baik, saya makan,
tapi waktu dan cara makannya salah. Efeknya? Diolah tubuh jadi sampah, organ
bekerja megap-megap karena sebelumnya saya makan ayam dan nasi yang membutuhkan
jeniz enzim berbeda dan masa cerna yang berbeda dengan buah yang dimakan
setelahnya. Ih, kesian ya tubuh saya. Serius.
Gitu dulu deh
curhatnya :D Kapan-kapan lagi ya ^^
0 komentar