Tentang bahasa

By 10:24:00 AM

Beberapa hari lalu saya membaca satu twit yang kurang lebih bilang ini: kalau kita sudah tidak suka, kita akan menjadi tidak objektif terhadap sesuatu.

Mungkin itu yang terjadi tentang bagaimana kita melihat sebuah bahasa. Merasa bahwa bahasa lain yang serupa bahasa ibu kita itu aneh. 

"Ih nyebutnya kok bisnes sih, kan bisnis dibacanya..."
"Kok aneh banget dibacanya seven E, kok bukan sevel sih..."
"hahaha disebutnya tayar, itu dari tire, aneh ih"
"coba perhatikan aja, semakin kalimatnya aneh, semakin benerlah Bahasa Melayunya..."

Komentar seperti itu tidak sekali atau dua kali saya dengar. Kenapa harus selalu protes mengenai bahasa yang bukan Bahasa Indonesia, sih? Bagaimana bahasa terbentuk di setiap negara itu berbeda-beda. Kalau berbicara negara yang memiliki akar bahasa Melayu, mungkin bisa iseng jalan-jalan ke Brunei Darussalam, Thailand bagian bawah seperti Pattani atau bahkan ke Singapore, juga Malaysia, menggunakan Bahasa Melayu yang kalau diperhatikan memang tidak sama dengan Bahasa Indonesia. 

Sejarah perkembangan setiap negara berbeda-beda, tentang siapa yang pernah menjajah, tentang bagaimana negara itu berkiblat, tentang bagaimana budaya terbentuk dan lain sebagainya. Saya sih gak bisa jelasin detail, mungkin karena pengetahuan saya cetek ya. Tapi yang saya tahu adalah bahwa setiap budaya berkembang secara berbeda. Apa yang memengaruhi berkembangnya budaya itu pun berbeda. Siapa saja yang datang ke negara itu, siapa yang membawa perubahan, bagaimana masyarakat bertransformasi, bagaimana asimilasi terjadi. Semua tidak ada yang sama. Jadi, mungkin kita bisa belajar untuk tidak sok tau bahwa Bahasa Melayu itu sama. 

Tidak usahlah berbicara negara yang berbeda, kamu yang sejak kecil tinggal di Sumatera, Kalimantan atau Sulawesi, berkunjung atau merantau ke tanah Jawa atau Papua, perbedaan pelafalan, logat dan kebingungan menggunakan kata-kata pasti terjadi. Berapa banyak jenis makanan yang sama bentuk tapi beda nama di Indonesia? Kamu pernah bilang "ih aneh" gak? Lebih kurang ya gitu juga yang kamu temukan ketika merantau. Jangan berdebat tentang struktur bahasa, pasti berbeda. Tentang D-M (Diterangkan-Menerangkan) atau M-D (Menerangkan-Diterangkan), tentang kata ganti, tentang perkataan-perkataan, tentang pelafalan. Berbeda. Titik.

Kembali ke twit tadi, mungkin dasarnya kamu sudah punya stereotipe tertentu tentang negara yang kamu datangi, sehingga apapun yang ada di sekitarnya menjadi aneh dan tidak berkenan, karena kamu, mungkin, sudah tidak suka sejak awal. Apa rasanya ketika kamu mendengar orang asing mengatakan bahwa budayamu, bahasamu atau negaramu aneh? Saya sih tidak suka. Sama seperti ketika banyak orang asing yang saya temui tidak tahu bahwa Bali itu adalah bagian dari Indonesia. 

Jadi, 
Mungkin lain kali sebelum bilang "kok aneh", bisa diingat lagi bahwa tidak ada budaya yang identik, karena semua mengalami transformasi, begitu juga bahasa. Bahkan dirimu pun begitu. Coba lihat fotomu sejak jaman SMP deh, you might be laughing on how you dress. Dulu, kamu tau 'keleus' itu apa? Dulu, pernah menggunakan 'gue-lo'? See, even you has transformed.

Ini sedikit cerita tentang Bahasa Indonesia, kalau iseng ingin membaca. 

Be mindful, dear friends. 

You Might Also Like

0 komentar