Keraton Kasepuhan, Cirebon

By 7:37:00 PM

Silsilah Keraton

Saya dan Pak Iman

Kepala Meriam

Lampu dan langit-langit

Salah satu sudut Keraton tempat menerima tamu

Dinding dan relief

Lampu

Macan yang menjadi lambang

Akhirnya mengunjungi Keraton Kasepuhan lagi setelah entah berapa lama :D Terdapat dua kesultanan di Cirebon yaitu Kasepuhan (sepuh, tua) dan Kanoman (anom, muda). Dulu, Keraton ini bernama Keraton Pakungwati yang berasal dari nama istri Sunan Gunung Jati yaitu Ratu Dewi Pakungwati. Keraton ini didirikan pada tahun 1529 ketika Syekh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) memerintah. Ada beberapa bagian Keraton yang suah mengalami peremajaan seperti bagian gapura depa, atap dan beberapa bagian lainnya. Dengan dipandu oleh seorang bapak bernama Iman, saya pun berkeliling dan didongengi sejarah terbentuknya dan isi Keraton. Dari ornamen dan ritual yang dijalankan, diketahui bahwa sentuhan Islam amat kental. Alasan mendirikan pendopo dengan sembilan pilar yang melambangkan wali sanga atau dengan mewakili sifat Allah atau sesuai jumlah rakaat pada shalat atau dengan dasar ilmu agama lainnya. Namun, Budaya yang diamalkan juga masih berbau mistis seperti sesajen dan kepercayaan pada kekuatan air dalam sebuah sumur yang tidak pernah kering. Budaya China dan Barat juga masuk dalam bentuk ornamen, barang pecah belah, furniture dan lain sebagainya. Senjata-senjata yang dipajang dalam museum di dalam Keraton ini pun berasal dari berbagai negara, tidak melulu asli Indonesia seperti Meriam dan senjata lainnya. Keraton ini sampe sekarang masih aktif digunakan khususnya untuk acara keagamaan seperti Sekaten, Menyambut 1 Syuro dan lainnya. Ada juga kegiatan ke-keratonan seperti ketika saya berkunjung kesana ternyata ada acara kumpul sedulur keraton dalam rangka halal bi halal Lebaranan. Saya susah menjelaskan sejarahnya secara detail, tapi bisa dibaca di beberapa laman yang bisa dicari dan ditanya ke Mbah Google :D Biaya masuk per-gundul Rp 3000 saja. Di dalam banyak juga kotak dengan judul "sumbangan kebersihan", yaa kalau mau kasih ya monggo nggak juga tidak mengapa cuma akan ada bapak-bapak yang ngomong dengan menyindir "coba silahkan mas mba diletakkan dulu uang kebersihannya silahkan". Saya sih makin digituin makin males untuk naro :p Kita bisa menggunakan pemandu wisata, boleh juga tidak. Itu sih preference saja :) cuma saran saya sih gunakan saja jasa pemandu wisata agar bisa dapet gambaran Keraton dengan lebih detail, walau pun saya tetep tidak bisa cerita ;)) Pak Iman yang membantu saya hari itu cukup informatif dan deskriptif dalam menjelaskan. Saya cukup banyak bertanya dan dia selalu bisa menjawab dengan jelas, walau sekarang saya lupa lagi *tepok jidat*.


Sejarah dan info lebih lanjut silahkan buka di sini, sini dan sini :)
Selamat piknik

*foto koleksi pribadi*

You Might Also Like

2 komentar

  1. awal mei kemarin sy bru keraton ini..setiap masuk ruangan2nya merinding...fiuhhhh....

    ReplyDelete